Di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat,
di dalam yang terdengar hanya ada yang terdengar, di dalam yang tercerap dengan
indra-indra yang lain hanya ada yang tercerap, di dalam yang muncul dalam batin
(ingatan) hanya ada ingatan. Kalau kamu bisa berada di situ, maka kamu tidak
ada. Itulah, dan hanya itulah, akhir duka cita." (Bahiya Sutta)
Demi mendekapi kedamaian orang lari dari
lingkungan sosialnya kemudian menyisih ke tempat sepi. Sebab menurutnya, di tengah
hiruk pikuk pasar, suara-suara gaduh peperangan dan di tarik ulur kepentingan
dunia, maka orang sulit menyentuhkan batinnya di dalam kedamaian. Walaupun pada
kenyataannya orang bisa saja tidak damai di tengah hutan yang secara fisik
telah menyentuh nilai sunyi sebagaimana
seseorang juga bisa mengalamai kedamaian di tengah hiruk-pikuk pasar dan
gaduh peperangan. Jadi, damai tidak datang dari lingkungan luar, tapi datang
dari dalam diri. Memang lingkungan yang tenang dapat membantu batin dapat
menyentuh kedamaian, namun bukanlah menjadi hal yang pokok.
Tidak ada jalan lain menuju keheningan, kecuali
lewat keheningan itu juga. Entah di sunyi hutan belantara atau di tengah gaduh
peperangan, jalan ke sana tetap di dalam dan lewat keheningan. Dalam titik
keheningan orang akan menemukan kedamaian. Di dalam kedamaian ada ruang yang
meluas luas lintas waktu. Di wilayah ini seorang mengalami keterbebasan yang
ditandai dengan kejernihan peahaman, pemurnian-pemurnian, dan pembelajaran
hidup. Di sana, hijab disingkap dan hakikat ketuhanan terbuka. Yang Absolut akan
menyapa ubun-ubun. Tiba-tiba segala ilmu yang terkumpulkan sepanjang usia hilang
arti. Yang ada adalah Dia
Di saat Tuhan menyapa hambanya dalam bahasa
keheningan, maka sang hamba bisa merasakan penyembuhan-penyembuhan dalam hal spiritual,
psikologis, dan bahkan hingga ke fisik. Penyembuhan spiritual bisa berarti, keterfahaman
dan gugurnya dosa di masa lampau atau yang kelak. Penyembuhan psikologis berarti
sang hamba merasakan tergerus habisnya segala beban emosi, entah itu rasa
takut, rasa gelisah, kecemasan, dan sejenisnya yang lain. Penyembuhan fisik
artinya, sang hamba mengalami penyembuhan yang menyangkut tubuhnya seperti
kesembuhan dari sakit di bagian tubuh tertentu baik yang ringan ataupun yang
berat. Di sinilah doa seutuhnya. Bagi yang telah terfahamkan, maka dari sini
doa bukan hanya jalinan bahasa kepada tuhan dengan permintaan-permintaan untuk
pemenuhan kehidupan, juga bukan doa yang berbatas ruang dan waktu tertentu, akan
tetapi keseluruhan hidup menjadi doa itu sendiri.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan Share