Pages

Selasa, 19 Mei 2015

Dalam Kepasrahan

Perhatikan kepasrahan awan yang memberi hujan ke sungai, sungai  yang menguap ke awan. Manusia yang menggantungkan hidup di tanah, dari tanah ditumbuhkanlah berbagai macam buah untuk manusia. Kepasrahan adalah inti dari pergerakan dunia. Ia menopang kehidupan agar tetap eksis. Gerak ini berlangsung sangat lama jauh sebelum teori kepasrahan itu ditemukan. Ibarat pohon bergerak pasrah menuju cahaya matahari dengan kepasrahan yang sempurna. Tenang sekali. Ibarat bayi yang lahir lalu menghirup udara kehidupan yang
disiapkan semesta. Ia menyerahkan hidupanya pada pergerakan alam dengan kepasrahan yang sempurna. Demikian bayi dan alam semesta bertukar kehidupan melalui nafas yang dihirup dan nafas yang dihembuskan. Indah sekali.

Walaupun kepasrahan seringkali dianggap kekalahan, ketakberdayaan dan sikap negative lainnya. Menyerah di medan pertempuran berarti kekalahan, menyerah di tengah pejuangan dianggap pecundang. Kepasrahan yang didefenisikan sebagai kepuasan atas kondisi kekinian dipandang sebagai sikap negative karena menghambat optimisme untuk melangkah maju. Namun sungguh, kepasrahan tidak seperti yang didefenisikan di atas(kekalahan). Karena justru kemenangan, kekuatan, atau kesolehan bersumber dari kepasrahan. Kepasarahan mengajarkan untuk bersikap lentur pada arus kehidupan. Dengan cara meruntuhkan kedaulatan ego mengendalikan putaran kehidupan. Menerima apa yang disukai, memeluk apa yang dibenci atau enggan menerima apa yang disukai dan tidak menolak apa yang tidak disukai.

Dari sinilah ruang kesadaran tinggi di dalam diri akan melebar jauh. Perhatikan arus sungai yang mengalir lentur melewati celah-celah batu, pada akhirnya ia akan sampai pada yang tak terbatas di samudra luas. Hanya ego yang enggan menerima kenyataan dan mengalir bersama arus kehidupan. Diri yang dibungkus ego seperti kehidupan di dalam cangkang telur. Memang di dalam cangkang telur menghalir kehidupan. Tapi kehidupan sejatinya adalah di luar cangkang. Para pencari kehidupan sejati mengupacayakan  memecahkan cangkang ego untuk mencium wanginya aroma hidup.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan Share